Jelajah Kampung Laut - Nusakambangan Bagian Barat (Bagian 1)

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata Nusakambangan? Penjara, seram, sepi, atau hal-hal lain yang membuat bulu kudukmu berdiri? Tenang, apa yang kalian pikirkan tidak sepenuhnya begitu. Ada beberapa tempat di Nusakambangan memang menyeramkan bahkan tidak mudah untuk dikunjungi. Tapi, ada beberapa tempat juga yang menyimpan keindahan yang sayang untuk dilewatkan.

Nusakambangan memiliki luas sekitar 210 km2. Di Nusakambangan masih ditumbuhi flora yang langka dan lebat. Hutannya masuk kategori hutan alam tropika basah dataran rendah. Nusakambangan juga menjadi habitat hewan liar yang kini mulai punah. Hewan itu seperti macan tutul, kera, kijang, harimau kumbang, dan lainnya. Dan ada 4 lapas yang masih aktif sampai sekarang.

Hal tersebut membuat Nusakambangan tidak mudah dikunjungi, terutama kawasan lapas. Tapi ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi di bagian barat Nusakambangan. Di bagian barat ini justru ada satu kecamatan yang sudah ditinggali dari bertahun-tahun yang lalu sampai sekarang, Kampung Laut namanya. Di sekitar Kampung Laut ini ada hutan mangrove, jembatan apung, dan Pantai Rancababakan yang sayang kalau dilewatkan.

Untuk menuju Kampung Laut perjalanan dimulai dari Pelabuhan Seleko, pelabuhan yang sering disinggahi kapal kecil dan sedang. Kapal-kapal itu biasanya dari Kampung Laut, Nusakambangan, dan kapal yang mengangkut penumpang dari kapal besar yang tidak bisa menepi ke dermaga. Pagi jam 8 kapal kecil yang mengantar kami sudah menunggu, siap menemani perjalanan menjelajah Kampung Laut dan Nusakambangan bagian barat. Tidak ada jadwal kapal, jadi harus sewa kapal dulu sebelum berangkat. Ya, baiknya bersama teman agar iuran sewa kapal lebih murah.

Selama kurang lebih satu jam menyusuri segara anakan menuju tujuan pertama hutan mangrove yang terletak di Dusun Lempong Pucung, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Nama kawasan hutan mangrove ini Edu-Wisata Arboretum Mangrove Kolak Sekancil. Loh, namanya Kolak Sekancil? Seperti makanan kolak dan binatang kancil dalam satu perpaduan nama, tapi bukan itu maksudnya. Kolak Sekancil adalah singkatan dari Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan Cilacap.

Di Kolak Sekancil ini banyak sekali pohon mangrove. Kelihatannya semua pohon mangrovenya sama saja. Tapi ternyata ada 50 jenis pohon mangrove atau bakau yang teridentifikasi. Dan sudah lebih dari 1,2 juta pohon ditanam dalam kurung waktu 10 tahun terakhir di Kolak Sekancil ini. Jumlah tersebut membuat Kolak Sekancil menjadi kawasan mangrove terlengkap se-Indonesia.

Tidak hanya pohon mangrove, di Kolak Sekancil juga ditumbuhi flora lain dan menjadi habitat burung, mamalia, dan juga reptil. Di tengah lebatnya hutan mangrove, sudah dibuat jalan agar kita nyaman menyusuri dan menikmati sejuknya hutan. Selain jalan, dibangun juga gardu pandang yang membuat kita bisa melihat luasnya hamparan Kolak Sekancil dari atas. (Kasih) 

 

(Bersambung bagian 2) https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/artikel/jelajah-kampung-laut-nusakambangan-bagian-barat-bagian-2

 

Bagikan