Mengunjungi Museum Kretek Kudus, Satu-satunya Di Indonesia.

Kudus, salah satu Kabupaten di pesisir utara Jawa Tengah, memiliki julukan yang beragam, antara lain Kudus Kota Santri, Kudus Kota Jenang, dan Kudus Kota Kretek. Ternyata, Kudus memiliki satu-satunya museum kretek di Indonesia yang terletak di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati. Uniknya, museum ini menyimpan beragam koleksi yang mengisahkan tentang perkembangan kretek di tanah Jawa. 

Museum ini juga pernah menjadi lokasi syuting serial drama berjudul "Gadis Kretek" yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala. Serial drama tersebut dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti seperti Arya Saloka, Putri Marino, Dian Sastrowardoyo, Wingky Wirawan, dan Tissa Biani. 

Mau tahu cerita lengkap tentang museum ini? Simak informasi berikut ini.

Cerita Kretek

Kretek lahir di Kudus tidak terlepas dari sosok Haji Djamhari. Ketika itu, Haji Djamhari memiliki sakit sesak nafas, lalu mengambil minyak cengkih dan dioleskan di dada dan tubuhnya. Setelah dioleskan, sesak nafasnya reda. Kemudian ia bereksperimen dengan menghaluskan cengkeh, dicampur dengan tembakau, dilinting menggunakan “klobot” kulit jagung, diikat dengan benang lalu dibakar dihisap. Nah, bunyi 'kemretek' atau terdengar 'kretek..kretek..kretek..." dari lintingan yang dibakar inilah menjadi asal-usul nama kretek. 

Tentang Museum Kretek

Museum Kretek didirikan di atas lahan seluas 2,5 ha pada tahun 1986 atas prakarsa Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah, ketika berkunjung ke Kudus dan melihat potensi besar perusahaan kretek yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di kota tersebut. Museum ini menyimpana 1.195 koleksi tentang sejarah kretek, misalnya kiprah Nitisemito yang mendirikan Pabrik Rokok Bal Tiga, dokumen-dokumen perusahaan pada waktu itu, alat-alat tradisional pembuatan rokok hingga yang menggunakan teknologi modern, diorama jenis-jenis tembakau cengkeh, diorama pembuatan rokok di pabrik, dan lain sebagainya.

Miniatur Cagar Budaya

Di sekitar komplek museum juga terdapat beberapa miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito yang banyak dianggap menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito, Masjid Wali loram Kulon dengan gapura padureksan yang sungguh ikonik, serta Rumah Adat Kudus “Joglo Pencu” dengan arsitektur perpaduan budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda).

Fasilitas Museum

Fasilitas yang tersedia juga cukup lengkap. Banyak wahana untuk anak-anak, sehingga tidak akan bosan saat berkunjung ke sini, seperti trampoline,  terapi ikan, mandi bola,  ember tumpah dan mini waterboom. Setiap wahana memiliki HTM yang ramah di kantong dan buka setiap hari. Yap, Museum Kretek bisa menjadi pilihan wisata saat akhir pekan atau libur sekolah. (Admin)

Bagikan