Sensasi Kulineran Tradisional Di Pagar Pelangi Rembang

Kabupaten Rembang juga memiliki potensi wisata alam berupa pegunungan. Selain itu juga punya sajian kuliner tradisional. Paket itu bisa didapatkan dibeberapa daya tarik wisata yang ada di Rembang. Salah satunya ialah Pagar Pelangi RN ASA di Desa Dadapan, Kecamatan Sedan.  

Di sini, wisatawan disuguhi pemandangan hamparan tanaman yang disusun sedemikian rupa kemudian ditambah  spot-spot foto selfie. Sekitarnya merupakan area persawahan. Pagar Pelangi ini bisa dibilang tujuan wisata baru yang seringkali dipadati pengunjung pada akhir pekan. Selain menikmati pemandangan, pengunjung juga kulineran jajanan tradisional. Ada onde- onde, ketan, lepet, serabi, dan sebagainya.

Pagar Pelangi digagas oleh Abadi, pengasuh pondok pesantren RN ASA. Ia mengatakan, konsep yang diusung adalah alam. Dalam pengelolaannya, ia juga melibatkan para santri, sekaligus melatih mereka untuk berwirausaha. Pendapatan yang diperoleh juga dipergunakan untuk pengelolaan pondok pesantren.

Apabila hendak ke lokasi Ponpes RN Asa, pengunjung harus melewati kawasan pegunungan. Jarak tempuh dari pusat kota Rembang sekitar satu jam. Perjalanan cukup seru dan menyenangkan karena disuguhi pemandangan perbukitan.  

Sampai di lokasi Pagar Pelangi, suasana terkesan berseri. Baru sampai pintu masuk, pandangan mata langsung dicerahkan dengan hiasan warna-warni. Terdapat anyaman bambu yang dicat beraneka warna. Hiasan itu menghiasi lokasi parkiran kompleks pondok pesantren itu.

Taman Pagar Pelangi ini berada di kompleks pondok putri. Sebelumnya, tempat ini merupakan area persawahan yang kemudjan disulap sedemikian rupa menjadi taman. Terlihat asri dengan gubug- gubug bambu yang berjajar rapi.

Selain itu juga ada panggung untuk pentas seni. Di atas panggung itu terdapat angklung dan alat musik lainnya. Biasanya di sini juga menyuguhkan pertunjukan kesenian. Sehingga, wisatawan bisa menyaksikan sambil menikmati jajanan.

Saat mendirikan wisata Pagar Pelangi, awalnya Abadi tak memiliki maksud membuka tempat wisata. Ia hanya mengecat di lokasi parkiran tadi. Tetapi, setiap ada orang lewat malah mampir ke pondok itu dan berfoto-foto. Dari situlah kemudian Abadi melihat sebagai potensi. Akhirnya dibangunlah gubug-gubug tadi.

Jika akhir pekan biasanya Pagar Pelangi memang dipadati pengunjung. Tempat parkir kendaraan sampai disediakan di beberapa titik.

Selain bisa menikmati pemandangan dan kudapan tradisional, biasanya di Pagar Pelangi juga ada pertunjukan kesenian. Seperti musik, tari, dan demo seni rupa.

Kehadiran pagar pelangi juga dinilai memberikan dampak baik bagi warga sekitar. Menu-menu kuliner tradisional yang disajikan tadi juga menggandeng warga sekitar. Jadi, pihaknya membeli menu-menu tersebut dari warga. Kemudian dijual. Dia menilai efek yang didapatkan bisa menjadi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dia sendiri sudah mematok hanya jajan-jajan tradisional yang dijual di pagar pelangi.  Kalau bisa bahan-bahan baku pembuatan jajan juga berasal dari lokal desa Dadapan. (Vachri/ Kontributor)

Bagikan