FESTIVAL AMPYANG MAULID & LORAM EXPO

Masyarakat Jawa Tengah memiliki beberapa tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Di Kraton Surakarta ada Sekaten dan Grebeg Mulud. Ada pula Ampyang Maulid di Kabupaten Kudus. Tradisi Ampyang Maulid telah berlangsung sejak akhir abad 15 pada masa Tjie Wie Gwan, seorang pendakwah Islam keturunan Tiongkok yang juga ikut andil dalam pembangunan Masjid At Taqwa Loram Kulon. Tradisi ini sempat berhenti sekitar tahun 1960-an, namun kembali berjalan pada tahun 1995 hingga sekarang.

Penamaan Ampyang Maulid berasal dari dua kata, yaitu Ampyang dan Maulid. Ampyang merupakan jenis kerupuk yang terbuat dari tepung, berbentuk bulat dengan warna yang beraneka macam, sedangkan maulid berarti kelahiran. Tradisi ini menjadi salah satu cara syiar dan dakwah Islam yang memadukan kearifan lokal masyarakat setempat.

Kini, tradisi Ampyang Maulid dikemas secara lebih menarik dengan tajuk Festival Ampyang Maulid dan Loram Expo. Puncak acara akan berlangsung pada Sabtu (9/11) berupa arak-arakan gunungan ampyang dan makanan mulai pukul 13.00 WIB dengan start di Lapangan Sepakbola Loram Wetan dan finish di Masjid At Taqwa Loram Kulon. Gapura Masjid At Taqwa Loram Kulon sendiri termasuk Benda Cagar Budaya yang dilindungi. Yuk, berwisata sejarah di desa Loram Kulon.