Curug Kanoman : Curug Cantik Berundak Di Wonotunggal Batang

Kabupaten Batang dikenal memiliki banyak daya tarik wisata alam, berupa air terjun atau kerap disebut curug. Beberapa curug yang ada di Batang termasuk dalam curug yang mudah diakses, salah satunya ialah Curug Kanoman yang berada di Desa Gringingsari, Kecamatan Wonotunggal.

Curug yang berjarak sekitar 21 kilometer dari pusat Kabupaten Batang ini pun tak kalah cantik dan Instagrammable dari curug lainnya. Terlebih model curug berundak atau bertingkat membuat kita bisa menaiki undak-undakan tersebut. Tentunya undakan tersebut bisa menjadi spot foto ciamik untuk menghiasi feed media sosial. 

Akses jalannya pun terbilang mulus, dan hanya butuh sekitar 35 menit dari alun-alun Batang. Pemandangan khas daerah selatan Batang pun makin memanjakan mata. Lantaran banyak hamparan sawah dan kebun warga, serta hijaunya pepohonan menemani perjalanan kita menuju ke Curug Kanoman. 

Sesampainya di area parkir, pengunjung pun tak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk berjalan kaki menuju curug. Pasalnya hanya sekitar 5-10 menit saja pengunjung sudah bisa melihat pesona kecantikan curug yang mulai dibuka sejak tahun 2018 ini. 

Pesona curug setinggi tujuh meter ini pun mampu membius mata para wisatawan. Bahkan beberapa di antaranya menjadikan Curug Kanoman sebagai lokasi pre wedding. Tak hanya curugnya yang cantik, jernihnya air makin membuat para wisatawan kepincut untuk berenang di bawah curug. 

Yang lebih menarik lagi, untuk menikmati kecantikan curug ini pengunjung tidak perlu merogoh kocek yang dalam. Cukup dengan Rp 5.000 per orang, curug dan beberapa fasilitas lainnya bisa dinikmati. Jika ingin bersantai sejenak, kamu juga bisa memanfaatkan fasilitas gazebo. Tak lupa, pengelola juga menyediakan spot selfi kekinian untuk memuaskan pengunjung. 

Kepala Desa Gringingsari Wonotunggal, Sigit Pranoto menjelaskan awal mulanya Curug ini bernama Genting Nom-noman. Dinamakan seperti itu lantaran  dulunya di sekitar lokasi tersebut digunakan untuk  tempat menggembala kerbau bagi pemuda desa. 

"Untuk memudahkan penyebutannya, kami ganti nama dengan nama Curug Kanoman. Dulu legendanya di tempat tersebut juga ada kera putih, dan memang dari dulu sungai yang ada di bawah air terjun dijadikan sebagai tempat untuk memandikan kerbau," ujar Sigit saat diwawancarai, Selasa (17/3/2020). 

Sigit menuturkan sementara ini Curug Kanoman masih dikelola komunitas pemuda desa. Ke depan pihaknya berencana untuk mengembangkan wahana tubing, panjat tebing dan wahana edukasi geologi untuk pelajar sekitar. 

"Karena lokasi curug relatif bisa dijangkau akses mudah dan aman, serta tidak curam. Sehingga aman untuk bermain anak," imbuhnya. 

Meski sudah ada rencana ke depan, pihaknya mengaku masih membutuhkan master plan. Ia berharap ke depan pemerintah dan dinas terkait bisa membantu upaya pengembangan wisata alam yang selama ini dikelola menggunakan bantuan dana desa ini. 

Sementara itu, salah satu pengunjung, Nur Kholilah mengaku puas menikmati pemandangan di sekitar Curug Kanoman. Meski jaraknya cukup jauh dari rumahnya yang ada di Kabupaten Pekalongan, namun ia tak menyesal. Lantaran Curug Kanoman ini layak menjadi bahan untuk kebutuhannya bersosial media. Sekaligus melepas penat dari rutinitas kerjanya. 

"Puas sekali sih, saya tidak menyesal datang ke sini. Memang perjalanannya jauh karena saya dari Kabupaten Pekalongan. Tapi jalannya mulus, dan dari parkiran jaraknya begitu dekat. Dan curugnya cantik, sehingga lumayan saya bisa berburu konten untuk bahan postingan di sosial media saya," tandasnya. (Nov)

Bagikan