Menyusuri Jembatan Merah Di Hutan Mangrove Pasar Banggi Rembang

Kota Garam, Rembang, memiliki potensi wisata alam yang beragam. Pantai-pantainya elok membentang di sepanjang jalan Pantura dengan kekhasan masing-masing. Pasir putih di Wates, Kaliori hingga Cemara di pantai wisata Karang Jahe. Di desa Pasar Banggi , kecamatan Rembang, juga terdapat pantai yang memiliki daya tarik Hutan Mangrove dengan ikon Jembatan Merah. Sebelum Pandemi Covid-19, wisata ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Area parkir tampak penuh oleh kendaraan. Begitu pula warung-warung pedagang di sekitar area wisata.

Memasuki area wisata, Anda akan menjumpai jembatan kayu yang diberi warna merah. Di sekeliling jembatan, hutan bakau tampak rimbun sekali. Saking besarnya pohon-pohon bakau itu sampai membentuk sebuah terowongan. Terasa adem dan menenangkan.

Di beberapa titik jembatan merah juga diberi semacam gardu pandang. Sehingga wisatawan bisa naik dan menikmati panorama alam sekitar. Berjalan terus menyusuri jembatan merah, Anda  akan tiba pada bibir pantai. Di area tersebut juga ditumbuhi mangrove. Ukurannya relatif lebih kecil jika dibandingkan saat awal masuk tadi. Beberapa waktu lalu, lokasi ini ditanami bibit pohon bakau. Kini, ukurannya sudah besar. Sungguh birunya laut pesisir tampak serasi berpadu dengan ijo royo-royo pohon-pohon bakau yang tumbuh tadi. Terlihat lebih tegar. Seakan tak goyah dengan terpaan angin dari lautan.

Jika air laut sedang surut, wisatawan bisa turun sembari bermain di area pantai itu. Anda dapat melihat kepiting-kepiting kecil yang bergerak lincah berpindah dari lubang satu ke luabang lainnya. Menyenangkan sekali. Di tempat itu juga ada perahu yang di sulap sebagai warung. Cocok untuk melepas penat sembari menikmati suasana pantai.

Beberapa waktu lalu wisata ini tutup karena adanya pandemi Covid-19. Kondisi parkiran sangat lengang. Tak ada satupun kendaraan. Begitupun pada warung-warung di sekitar loket masuk.Tutup. Hanya ada beberapa pemuda sekitar desa. Akses pada gerbang masuk juga ditutup menggunakan pagar kayu. Meskipun selama beberapa bulan sepi pengunjung, kondisi jembatan merah masih baik dan bersih. Pengelola wisata ini memang senantiasa merawat. Kayu-kayu jembatan selalu dikontrol. Bahkan sebelum lebaran lalu, pengelola menambah jembatan pada area bibir pantai. Sehingga, penampakannya saat ini tidak hanya jalan lurus saja. Kini ada pertigaan.Pohon-pohon bakau masih tumbuh dengan lebat membentuk terowongan. Semua masih terjaga, hingga nanti saatnya dibuka kembali untuk berwisata.

Dulu, beberapa puluh tahun yang lalu kata warga sekitar, di wilayah ini kerap terkena abrasi. Sehingga warga pun memperkuat wilayah pantai dengan menanam mangrove. Jika dilihat, sekarang lokasi yang ditumbuhi mangrove bukan hanya di kawasan wisata ini saja. Tetapi sudah membentang hingga sekitarnya. Ukurannya pun juga sudah besar-besar. Tampak kokoh dan kuat. (Vachri)

Bagikan