Jelajah Kampung Laut - Nusakambangan Bagian Barat (Bagian 2)

Setelah menikmati kesejukan hutan mangrove Kolak Sekancil, perjalanan dilanjutkan menuju Kampung Laut dan Pantai Rancababakan. Masih dengan menaiki kapal kecil kurang lebih 30 menit, kapal melewati jembatan apung. Jembatan ini dirancang tahun 2016 di Dermaga Majingkrak, Pangandaran, Jawa Barat. Setelah selesai, lalu ditarik sejauh 11 kilometer ke Kampung Laut. Sempat roboh dalam masa uji coba, jembatan ini akhirnya diresmikan tahun 2017.

Sesuai dengan namanya, jembatan apung ini dibuat terapung di atas air dan menjadi jembatan terapung pertama di Indonesia. Kenapa harus terapung? Karena struktur tanahnya lunak bahkan dulunya Kampung Laut ini adalah pemukiman di atas laut. Awalnya semua rumah berbentuk panggung, lama-kelamaan tanah di sekitarnya mengendap dan bisa dibangun rumah permanen seperti pada umumnya. Sekarang nyaris tidak ada lagi rumah yang dibangun di atas permukaan laut. Kalaupun ada paling hanya beberapa bagian rumah saja yang menjorok ke pinggir laut.

Keadaan tanah yang seperti itu tidak memungkinkan dibangun pondasi pancang atau sumuran seperti jembatan pada umumnya. Untuk mengganti pondasi konvensional dibuat ponton sebagai pijakan jembatan. Ponton ini adalah beton khusus berongga di bagian tengahnya. Hal itu yang membuat ponton mampu terapung dan bisa menjadi pijakan jembatan yang kuat.

Jembatan apung dibuat sepanjang 47 meter ini bisa dilewati pejalan kaki dan sepeda motor. Pontonnya sendiri berukuran 4,8 x 8 meter sebanyak dua buah. Sedangkan tinggi jembatan lima meter dari atas permukaan laut. Tinggi tersebut masih bisa dilalui kapal yang masih banyak digunakan masyarakat Kampung Laut sebagai moda transportasi dari atau ke Cilacap dan desa lainnya.

Jembatan ini menghubungkan Desa Klaces dan Desa Ujung Alang. Untuk masyarakat setempat tentu saja jembatan ini sangat membantu mobilitas baik untuk kegiatan ekonomi atau pendidikan. Untuk pengunjung jembatan ini menjadi daya tarik sendiri bila ke Kampung Laut. Apalagi kalau kita mau mengunjungi Pantai Rancababakan. Mampirlah sebentar ke jembatan apung untuk membeli makanan atau minuman yang dijual penduduk setempat. Karena di Pantai Rancababakan tidak ada penjual sama sekali.

Perjalanan dilanjutkan masih dengan kapal yang sama menuju Pantai Rancababakan, pantai paling ujung barat dari Pulau Nusakambangan. Dari jembatan apung membutuhkan waktu sekitar satu jam. Melewati pendopo kecamatan dan puskesmas Kampung Laut sebagai pusat dari kecamatan.

Kapal tidak menepi di Pantai Rancababakan langsung, perjalanan dilanjut dengan jalan kaki untuk sampai ke pantai. Sesampainya di pantai, semua panca indera dimanjakan pemandangan pantai dengan pasir putih, ombak tenang, batu karang, langit biru dan air yang jernih. Dan pastinya sepi pengunjung, seolah-olah pantai ini adalah milik sendiri.

Pantai ini berbentuk teluk, lautan yang menjorok ke daratan. Hal ini membuat garis pantai menjadi panjang. Bila berjalan menyusuri pantai, di ujung akan menemui sungai, rawa, dan air terjun. Semakin ujung batu karang semakin sedikit, pasirnya pun semakin putih dan bersih. Suasana yang nyaman dan damai ini bisa menjadi kesempatan yang pas menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga untuk melepas penat. (Kasih)

 

Baca juga : Jelajah Kampung Laut - Nusakambangan Bagian Barat (Bagian 1)

 

Bagikan