Tersihir Telaga Dringo, Telaga Tercantik Dan Miniatur Ranu Kumbolo Di Dieng

Menjelajah destinasi wisata di Dataran Tinggi Dieng memang tak pernah ada habisnya. Selalu saja ada spot wisata yang memanjakan semua indra. Satu di antaranya adalah Telaga Dringo.

Bagi sebagian orang, nama Telaga Dringo masih dirasa asing. Ia kalah populer telaga 'tetangganya' seperti Telaga Warna, Telaga Merdada, Telaga Cebong. Namun, Telaga Dringo sama cantiknya dengan tiga telaga tersebut.

Telaga Dringo berada di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Batang. Tepatnya di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Lokasi Telaga Dringo tak begitu jauh dari kawasan wisata utama di Dieng.

Ahmad Arfin, pengelola Telaga Dringo menjelaskan, nama Telaga Dringo diambil dari nama tanaman yang tumbuh alami di sekitar telaga, yaitu tanaman dringo. Tanaman berdaun panjang ini banyak ditemukan di sekitar telaga. Selain tanaman dringo, ekosistem lain di Telaga Dringo adalah ikan graskap dan bebek mliwis.

Saat musim kemarau, debit air di Telaga Dringo berkurang sehingga tampak surut. Saat musim ini pula, air di Telaga Dringo dimanfaatkan warga untuk mengairi tanaman kentang yang berada di sekitar bukit. Namun, Telaga Dringo tidak pernah kering karena ada beberapa titik mata air.

Banyak orang menyebut Telaga Dringo sebagai Ranu Kumbolo KW atau miniatur Ranu Kumbolo di Dieng. Apa pasal? Telaga Dringo berada di tengah kawasan perbukitan. Mirip seperti Ranu Kumbolo di Gunung Semeru yang juga dikelilingi perbukitan.

Aktivitas Seru di Telaga Dringo

Ada sejumlah aktivitas seru yang dapat dilakukan di Telaga Dringo. Pertama, menikmati keindahan Telaga Dringo dari jarak dekat sekaligus melihat bagaimana wujud tanaman dringo yang menjadi nama telaga ini. Wisatawan bisa berfoto dengan latar belakang Telaga Dringo yang mirip Ranu Kumbolo.

Kedua, berkemah. Pihak pengelola telah menyediakan sejumlah lokasi bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana Telaga Dringo saat malam hari. Satu di antara di Bukit Pandang Telaga Dringo. Saat berkemah di sini, Anda dapat menikmati keindahan Telaga Dringo dari atas.

Pengunjung dilarang untuk berkemah di tepi atau dekat Telaga Dringo. Sebab, telaga ini masuk dalam kawasan cagar alam milik Perhutani. Selain itu, untuk mencegah pencemaran air dan ekosistem di sekitar telaga. 

"Saat kegiatan berkemah, pengunjung biasanya bawa logistik atau peralatan. Takutnya mereka mencuci di telaga," kata Arfin.

Alasan selanjutnya, kerap muncul embun es atau embun upas di Telaga Dringo. Bahkan Telaga Dringo disebut sebagai pusat embun es. Embun es adalah fenomena unik yang terjadi di kawasan Dieng. Embun yang sudah mencair kemudian membeku menjadi es akibat suhu dingin. 

Sehingga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pengunjung tidak kuat dengan suhu udara dingin, maka pengelola melarang segala aktivitas di sekitar Telaga Dringo pada malam hari. Pun dengan jam kunjungan wisata di Telaga Dringo yang dibatasi, yaitu mulai pukul 06.30 hingga 18.00 WIB.

"Jadi setelah pukul 18.00 WIB, dipastikan steril tidak ada pengunjung yang berkegiatan di tepi Telaga Dringo," ujar Arfin.

Aktivitas seru lain yang dapat dilakukan di sekitar Telaga Dringo adalah menikmati panorama sunrise dan sunset di Puncak Sawangan. Pengunjung dapat menyaksikan detik-detik matahari terbit di arah timur pada pagi hari. Begitu juga dengan pemandangan matahari terbenam saat sore hari. Untuk dapat menyaksikan sunset, pengunjung dianjurkan sudah berada di puncak Sawangan pada pukul 17.00 WIB.

Masih di lokasi yang sama, bila melihat ke arah utara, maka akan terlihat lanskap garis pantai utara (Pantura) Pulau Jawa. Panorama berbagai daerah di pantura seperti Pekalongan, Batang, dan Kendal terlihat dari kejauhan. Untuk mencapai Puncak Sawangan, pengunjung hanya perlu mendaki sekira 30 menit dari Telaga Dringo.

Saat ini, pihak pengelola tengah membangun sejumlah fasilitas untuk kenyamanan pengunjung di Telaga Dringo. Misalnya pos tiket, toilet, serta tempat parkir yang representatif. Untuk menikmati keindahan Telaga Dringo, Anda hanya perlu mengeluarkan Rp 5 ribu dari kantong. Namun bila berkemah, Anda akan dikenai Rp 10 ribu per malam.

Panduan Menuju Telaga Dringo

Untuk menuju Telaga Dringo, Anda hanya perlu menempuh jarak sekitar 14 Km atau 30 menit dari pusat wisata Dieng. Lokasi Telaga Dringo tak jauh dari Kawah Candradimuka. Kabar baiknya, jalan menuju Telaga Dringo kini sudah sangat mulus beraspal.

Namun yang patut diperhatikan, kondisi jalanan cukup ekstrem, didominasi jalan menanjak-menurun serta tikungan tajam. Jadi, bila Anda menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima.

Jika ingin menggunakan moda transportasi lain, tanpa harus capek-capek mengoper gigi persneling, Anda bisa naik jeep! Untuk menggunakan layanan ini, Anda hanya perlu datang ke parkiran Kawah Sikidang. Di sana, telah menunggu para penyedia layanan jeep yang siap mengantar Anda berkeliling obyek wisata Dieng. Salah satu rutenya adalah Telaga Dringo.

Jadi, sudah siap untuk bertualang dan menikmati kecantikan Telaga Dringo yang mirip Ranu Kumbolo? Segera agendakan dan jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M: mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak! (kontributor)
 

Bagikan