BALO-BALO

Balo-Balo merupakan seni tradisional asal Tegal yang sejatinya sudah menjadi bagian dari masyarakat sejak lama. Seni rakyat ini memadukan musik, tari, dan lakon dalam pementasan. Istilah balo-balo berasal dari kata “bolo-bolo”, yang berarti kawan-kawan. Sementara, Balo-Balo Mantu Poci adalah pertunjukan seni rakyat yang memadukan unsur musik Balo-Balo dengan cerita mantu poci.

Konon, kesenian Balo-Balo yang telah ada sejak penjajahan Belanda itu semula digunakan sebagai sarana syiar atau dakwah agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, kesenian ini justru digunakan untuk mengelabuhi para penjajah. Ketika para pejuang berkumpul menyusun strategi melawan penjajah, warga lain berkerumun sembari menabuh rebana dan asyik berdendang. Ini membuat para penjajah tidak curiga dan menganggap warga sedang bersenang-senang menggelar hiburan.

Kini, Balo-Balo digelar untuk menjalin komunikasi antarwarga. Lantunan syair yang dituturkan para lakon menggunakan dialek Tegal deles (asli), tanpa unsur bahasa Indonesia maupun bahasa daerah lain. Lagu tersebut dinyanyikan dengan iringan perkusi. Adapun pengiring syair puja, puji, kritik, serta guyon wangsalan khas Tegal itu adalah musik rebana, kendang, gending slendro, bas, serta gitar. Dalam pentas, tak jarang penonton tebahak atau bertepuk tangan di tengah alunan musik gending-gending tegalan yang dinamis. Tabuhan kendang Jawa dan petikan bas juga semakin bikin hati berdesir. Duh, syahdunya!

Bagikan