Duku Matesih, Si Manis Identitas Dan Buah Segala Musim Dari Karanganyar

Negara tropis dengan kekayaan alam melimpah, iklim, dan tanah subur menjadikan negeri ini tak pernah kesepian segala jenis buah. Sebab buah hadir sepanjang periode. Usai musim Rambutan kita akan disapa dengan musim Duku. Musim Duku berakhir kita akan menjumpai musim Duku lagi. Bagaimana bisa? Oh ternyata buah Duku  memiliki dua musim panen, akan berbuah lebat pada tiga bulan awal tahun masehi lalu berbuah sedikit pada bulan April hingga akhir tahun. Yen ngene critane, kita bisa nabok mulut kita dengan sebaskom Duku saban hari. Senengnya!

Jika Brebes dengan Bawang Merah Bimanya, Purworejo dengan Manggis Kaligesing, Jepara dengan Durian Petruk, Grobogan dengan Lombok Gede, Semarang dengan Asem Jawa, Demak dengan Belimbing,  maka kalau mau lotisan tinggal menambahkan flora identitas Karanganyar punya.  Ya sudah pasti Duku Matesih. Tidak harus menunggu perayaan buah internasional pada tanggal 1 Juli, karena Duku dapat kita ajak jalan dalam segala musim.

Buah yang bernama latin Lansium Domesticum ini berasal dari daerah Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah. Bentuk buah bulat dengan ukuran agak besar, lingkar buahnya kira-kira 10-11, 5 cm. Dalam setiap buah terdapat 5-6 siung. Daging buahnya kenyal, berwarna putih, dan rasanya manis menyegarkan dengan kadar air yang banyak. Banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Biji Duku dapat dijadikan obat demam, kulit buahnya dapat dimanfaatkan obat pengusir nyamuk. Intinya buah kecil dengan manfaat yang banyak.

Sebenarnya tidak hanya dibudidayakan di Matesih karena posisi strategis wilayah Kabupaten Karanganyar yang berada di lereng Gunung Lawu memang berpotensi menghasilkan sayur dan buah-buahan segar. Meskipun namanya Duku Matesih, namun kita bisa melihat buah yang bersaudara dengan Langsat dan Kokosan ini tumbuh di tempat lain yang masih berada di Karanganyar misalnya kecamatan Karangpandan, Kerjo, Ngargoyoso dan Tawangmangu, dengan tanda kutip tanaman Duku akan tumbuh subur namun tidak dapat berbuah dengan maksimal.

Sesuai karakteristinya buah ini tidak dapat tumbuh di daerah dengan suhu udara panas, tidak pula tumbuh di tempat dengan suhu udara terlalu dingin. Buah Duku Paling Cocok di tanam di daerah yang beriklim sedang dan Matesihlah yang kebetulan mempunyai iklim tersebut, sehingga menjadikannya sebagai sentra tanaman Duku. Seperti yang dilansir dari laman Kominfo Kab Karanganyar, beberapa desa di Matesih sangat berpotensi sebagai sentra budidaya tanaman Duku dan akan dijadikani ikon dalam bidang agrowisata khususnya dalam hal produksi buah Duku. 

Hal inilah yang menyebabkan harga Duku Matesih lebih mahal bila dibandingakan degan Duku-duku dari daerah lainnya yang masih satu Provinsi seperti Duku Woro Rembang, Duku Papongan Tegal atau bahkan dari luar daerah seperti Duku Palembang dan Duku Condet DKI Jakarta. Sebab dalam proses pertumbuhannnya membutuhkan perawatan ekstra. Dapat disebut perawatan khusus yang membedakan dari budidaya tamanan sejenis di daerah lainnya.

Mulai dari pengairan saat kemarau yang harus melalui teknik tertentu hingga kegiatan mbrongsong (membungkus buah yang masih dalam pohon) agar terhindar dari hama sehingga dapat matang sempurna, akifitas mbrongsong inipun tidak dapat dilakukan sembarang orang karena membutuhkan keahlian khusus. Sangat wajar jika buah eksotis ini paling memesona dibanding lainnya mulai dari segi rasa (lebih manis), tampilan maupun manfaat. Kembali pada harga, kalau menurutku worth it lah guys!

Ingin mengenal lebih dekat dengan si manis flora identitas dan buah segala musimnya Karanganyar? Monggo, dapat berkunjung langsung ke Matesih, sudah pasti ilmu tentang budidaya tanaman pangan akan kita dapatkan. Meski tidak sebanyak saat musim normalnya, namun buah Duku tetap dapat ditemukan sepanjang waktu. Ora bakal kecele, seandainya mau jalan ke beberapa desa di Matesih. (Wiwin)

Bagikan