Berperahu Wisata Susuri Kali Pepe Dalam Kesyahduan Malam Dan Cahaya Lampion

Festival budaya Grebeg Sudiro 2024 di Solo, Jawa Tengah, kembali memantik perhatian wisatawan. Salah satu atraksi dalam rangkaian Grebeg Sudiro yaitu perahu wisata di Kali Pepe. Wisata air Kali Pepe ini selain agenda wisata tahunan  di Kawasan Pasar Gede, sekaligus untuk menyambut dan memeriahkan perayaan Imlek di Kota Solo.

Perahu wisata pada Grebeg Sudiro tahun ini, dimulai pada 28 Januari dan berakhir pada 10 Februari 2024. Seperti diketahui, Grebeg Sudiro masuk dalam event wisata unggulan di Jawa Tengah.

Event wisata tersebut sudah bergulir sejak tahun 2015, dan selalu dinanti-nantikan masyarakat maupun wisatawan setiap tahunnya. Cukup dengan merogoh kocek  Rp 10.000 per orang, pengunjung bisa menikmati pengalaman naik perahu pada malam yang syahdu dengan penorama  lampion dan indahnya mural di dinding sungai.

Pada wisata perahu yang dikelola Pokdarwis Sudiroprajan, Kecamatan Jebres ini, penumpang bisa mengarungi sungai mulai dari dermaga belakang BRI Cabang Sudirman, ke arah timur 200 m sebelum jembatan kertek gantung Loji Wetan kembali ke barat (200 m) menuju dermaga di Kelurahan Sudiroprajan. Waktu tempuh sekitar 15 menit.

Menurut Ketua Pokdarwis Sudiroprajan Basoeki Tjahjono, ada tiga perahu yang disediakan untuk mengangkut wisatawan yang ingin merasakan sensasi berperahu di malam hari mulai dengan ditemani cahaya lampion. Pihaknya membuka wisata air ini mulai pukul 18.00 WIB.

''Pada hari pertama, karena cuaca hujan, jumlah pengunjung belum maksimal. Ke depan, kami optmistis, tingkat keramaian akan naik,'' ujar Basoeki saat dihubungi Senin 29 Januari 2024.

Dia juga memastikan pihaknya telah menerapkan standar keamanan untuk perahu wisata ini, sehingga pengunjung diharapkan nyaman dan aman selama perjalanan di atas air.

"Ada standar safety yang kami terapkan. Ada pelampung dan pengawas. Jadi wisatawan tak perlu khawatir," jelasnya.

Kebesaran Kali Pepe

Basoeki juga menjelaskan, panitia menggandeng berbagai pihak untuk wisata perahu ini, diantaranya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS-BS) dan BPBD Kota Solo.

"Curah hujan lumayan tinggi. Jadi kami koordinasi dengan BBWS-BS untuk mengatur debit air. BPDB juga membantu untuk antisipasi. Prinsipnya ada pengawas, ada  pelampung,'' bebernya.

Dia berharap, wisata perahu pada malam hari di acara Grebeg Sudiro, pada waktu mendatang makin lebih dikenal dan menjadi destinasi yang populer di Tanah Air.

Atraksi tersebut juga mengandung wisata sejarah, karena sebagai pengingat kebesaran Kali Pepe Solo masa lalu.   Sebagai penanda adanya akulturasi Cina dan Jawa, ada satu perahu yang di atas atap diberi hiasan berupa naga yang identik dengan kultur Tionghoa.

Dalam jejak sejarah, Kali Pepe sangat masyhur pada abad ke-16. Saat itu, pengaruh Kerajaan Pajang yang berpusat di Kartasura sangat kuat. Kali Pepe pun menjadi penghubung Bandar Beton, Semanggi, dan Pasar Gede. Pada zamannya, terdapat bandar di kawasan Kali Pepe yang dikenal sebagai Bandar Pecinan.

Sumber : https://heloindonesia.com/traveling/15223/berperahu-wisata-susuri-kali-pepe-dalam-kesyahduan-malam-dan-cahaya-lampion?page=all 

Bagikan