Black Canyon Petungkriyono : Surganya Ciblon

Kedung Sipingit Petungkriyono kini menjadi salah satu daya tarik wisata yang tengah moncer di Pekalongan. Wisata yang populer disebut Black Canyon ini pun semakin meninggalkan kesan angker aliran Sungai Welo Petungkriyono. Bahkan banyak orang yang kini kepincut dengan kejernihan sungai ini. Tak ayal banyak yang menjadikannya sebagai tujuan untuk berciblon (main air). 

Jernihnya air dipadukan dengan dinding bebatuan hitam pekat di sepanjang sungai, makin menambah kecantikan Kedung Sipingit. Hal inilah yang membuat Black Canyon dijadikan branding untuk mengenalkan nama Kedung Sipingit secara lebih luas. 

"Kenapa dinamakan Kedung Sipingit karena memang dulu ada kesan singit. Dalam bahasa Indonesianya angker. Namun para pemuda berusaha untuk mengenalkan Kedung Sipingit ini dengan branding yang kekinian. Dan Alhamdulillah respon masyarakat sangat bagus," jelas salah satu pengelola Pokdarwis Putra Wiguna Black Canyon Rojiin didampingi Sinur Hadi.

Awalnya memang tak pernah terbayangkan sungai yang terkesan angker tersebut akan menjadi viral. Meski begitu berkat kreativitas pemuda setempat, Kedung Sipingit mulai dilirik. Setelah dikenalkan ke media sosial, barulah kecantikan Kedung Sipingit semakin banyak diburu penikmat ciblon di Pekalongan dan sekitarnya.

Selain dijadikan surga ciblon lantaran kejernihan air dan keindahan sungainya, Black Canyon pun menawarkan panorama yang apik. Tak hanya syahdunya nuansa hutan Petungkriyono di sepanjang aliran sungai, Black Canyon juga memiliki pemandangan persawahan. Tak ayal, banyak yang menjadikan Black Canyon sebagai tempat camping untuk menikmati panorama cantik khas alam Petungkriyono. 

Dengan merogoh kocek Rp 5 Ribu para pengunjung pun bisa menikmati keindahan alam Black Canyon. Jika ingin berciblon, pihak pengelola pun sudah menyewakan jaket pelampung. Bagi yang berjiwa petualang, pihak panitia juga menyediakan fasilitas body rafting. 

Pihaknya sadar memang masih banyak kekurangan dalam pengelolaan wisata ini. Meski begitu wisata yang baru berumur sekitar satu tahun ini mengaku akan terus berinovasi. 

"Secara resmi memang usia kami baru sekitar satu tahunan. Tapi kami tetap berencana untuk berinovasi. Nantinya akan kami buat saung-saung dan memperbaiki akses agar lebih nyaman untuk pengunjung. Selain itu kami berharap Black Canyon ini bisa terus membantu roda perekonomian bagi masyarakat sekitar," harapnya. (Nov)

 

Bagikan