Mengintip Pembuatan Nopia Banyumas Di Desa Pekunden

Baru-baru ini Desa Pekunden dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik dalam ajang Gelar Desa Wisata Jawa Tengah Tahun 2022. Salah satu atraksi menarik yang dapat dijumpai di Desa ini ialah menyaksikan pembuatan Nopia.

Nopia ini bukan nama orang, melainkan nama camilan tradisional khas Banyumas. Nopia bisa bertahan lama, jadi sangat cocok untuk oleh-oleh yang dibawa perjalanan jauh dan tidak perlu takut basi. Untuk mendapatkan nopia pun sangat mudah, karena sudah dijual diberbagai toko oleh-oleh bahkan sampai swalayan dan supermarket pun ada.

Proses pembuatan nopia juga unik. Adonan kulitnya dari tepung terigu dan bahan lainnya dicampur menjadi satu. Sedangkan isi nopia dari gula merah yang juga dicampur bahan lain. Adonan kulit dibentuk bulat dan diberi isi di dalamnya sehingga membentuk seperti telur.

Cara memasaknya masih sangat tradisional yaitu dengan dipanggang di tungku besar dari tanah liat. Adonan nopia yang yang sudah bulat tadi ditempelkan di dinding tungku. Lalu dibakar dengan kayu bakar sampai matang.

Setelah matang, tekstur kulit nopia menjadi keras. Jika dibelah, nopia yang sudah matang dalamnya berongga dengan isinya menempel disalah satu bagian. Rasanya agak gurih di luar dan manis buket dalamnya. Sangat cocok dimakan bersama dengan teh atau kopi sambil menonton televisi.

Nopia ini ada dua ukuran, yang ukuran normal namanya nopia dan yang ukuran kecil namanya mini nopia atau disingkat menjadi mino. Bentuknya sama saja bulat seperti telur yang bulatnya tidak sempurna ada lonjongnya sedikit. Bentuk seperti telur inilah yang membuat nopia juga disebut sebagai ndog gludug atau ndog bledeg. Dalam bahasa Indonesia berarti telor halilintar atau petir.

Semakin terkenalnya nopia, sekarang tidak hanya dibuat dengan rasa isiannya gula merah saja. Tapi rasanya sudah beraneka ragam. Ada rasa nanas, durian, pandan, coklat, nangka, dan lain sebagainya. Pembeli bisa memilih sesuai seleranya masing-masing.

Konon dahulu nopia dipopulerkan oleh keluarga keturunan Tionghoa sekitar tahun 1880an. Sekarang sentra pembuatan nopia ada di Kampoeng Nopia Mino yang berada di Desa Wisata Pekunden, Banyumas. Di Kampoeng Nopia Mino ini kita bisa melihat secara langsung proses pembuatan nopia. Atau mau borong buat oleh-oleh sekalian juga boleh.

Di Desa Wisata Pekunden, pengunjung tak hanya bisa melihat proses pembuatan nopia, ada juga Oemah Gamelan, di mana pengunjung juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan gamelan. Ada Kebun Buah Naga, di sini pengunjung bisa mengetahui cara menanam dan memetik langsung buah naga. Dan di Oemah Batik, pengunjung tentu saja bisa belajar membatik. Selain itu tentu masih banyak kesenian, budaya, dan kuliner yang bisa pengunjung nikmati. (Kasih/Kontributor)

 

**Temukan pengalaman unik dan berkesan dengan berwisata #DiJatengAja. Dapatkan informasi terkini seputar pariwisata Jawa Tengah dari visitjawatengah.jatengprov.go.id.  Layanan Tourist Information Center (TIC) Jawa Tengah hadir secara online melalui LIVE CHAT di menu TIC Online yang tersedia di website.

Bagikan