Es Badeg Banyumas, Minuman Penyegar Dahaga

Hidup di daerah tropis membuat kita sering merasa panas terutama di siang hari. Apalagi bila banyak kegiatan di luar rumah. Tidak hanya kulit yang merasakan panas langsung sinar matahari. Tapi juga kerongkongan kita merasa kering dan haus.

Minum minuman yang segar dan dingin tentu menjadi pilihan penghilang rasa haus. Ada banyak minuman khas daerah yang tidak kalah menyegarkan dari pada minuman kekinian dengan merk ternamanya. Contohnya, Es badeg minuman tradisional khas Banyumas.

Badeg asalnya dari bunga kelapa atau dalam bahasa Jawa disebut juga dengan manggar. Manggar saat disadap diambil air niranya. Cara mendapatkannya cukup susah karena harus memanjat pohon kelapa dulu, memasang wadah untuk menampung air niranya, dan diambil keesokan harinya kalau airnya sudah penuh. Cara yang tidak mudah ini juga salah satu penyebab sedikitnya orang yang membuat badeg.

Es badeg saat ini masih ada yang menjualnya walau tentu saja jumlahnya sangat sedikit dan susah dicari. Penjual es badeg menjajakan dagangannya dengan cara yang khas. Biasanya tempat untuk wadah badegnya terbuat dari bambu yang panjang. Kalau kalian pernah melihat film laga seperti Wiro Sableng, pasti ada adegan tokoh pendekar mengambil minum dari bambu yang panjang. Nah, bambu seperti itu yang biasanya untuk wadah badeg. Dulu bambu itu biasanya diikat di bagian belakang sepeda dan penjualnya berkeliling menaiki sepeda itu. Sekarang sudah jarang penjual badeg yang menggunakan bambu dan berkeliling naik sepeda.

Bambu wadah untuk menampung badeg itu namanya pongkor. Badeg tidak dijual per pongkor tapi per gelas. Karena satu pongkor terlalu banyak, bisa untuk beberapa gelas. Segelas badeg dengan ditambah es batu biasanya dihargai sangat murah dari 3.000 sampai 5.000 rupiah.

Warna badeg ini mirip seperti air kelapa, tidak begitu bening, dan agak keruh sedikit. Rasanya seperti air kelapa muda, bedanya lebih berasa manisnya dan agak semriwing. Cukup segar membasahi kerongkong yang kering. Malahan lebih mirip es legen yang biasanya ditemui di Jogjakarta atau Jawa bagian timur. Bedanya es legen berasal dari pohon siwalan.

Penjual es badeg biasanya juga menjual cimplung cemilan tradisional. Cimplung ini adalah cemilan yang terbuat dari bahan dasar ketela yang direbus bersama gula jawa. Rasanya tentu saja manis, empuk, dan enak dimakan saat masih hangat. Biasanya di pelosok desa, cimplung ini dihidangkan untuk para tamu. Es badeg dan cimplung ini perpaduan yang pas. Harganya juga sama-sama murah.

Walau sudah sangat jarang yang berjualan badeg dan cimplung, dua kuliner tradisional ini tidak serta merta langsung hilang. Sekarang juga sudah mulai beberapa resto atau cafe menjual kuliner tradisional, termasuk badeg dan cimplung. Kalian kalau ke daerah sekitar Banyumas jangan lupa mencoba, ya. (Kasih/Kontributor)

Bagikan