Jejak Sejarah Jalur Gula Kota Lama Semarang

Kota Lama Semarang yang menjadi salah satu ikon pariwisata Kota Semarang ternyata menyimpan sejarah penting di dalamnya. Bahkan dulunya Kota Lama menjadi kantor pusat bisnis dan perdagangan gula nomor dua terbesar di dunia setelah Kuba.

Sejarah ini dikenal sebagai Jalur Gula Kota Lama Semarang yang tak lepas dari sosok Oei Tiong Ham (1866 – 1924), seorang taipan terkaya di Asia Tenggara pada masanya.  Gula menjadi produk terpenting pada tahun 1880 sampai masa krisis ekonomi dunia pada tahun 1930.

Industri ini mulai dirintis sejak era tanam paksa (cultuurstelsel) namun lebih berkembang lagi melalui penggantian sistem tersebut dengan kebijakan Agrarische Wet (UU Pokok Agraria pada saat itu) pada tahun 1870. Kebijakan ini memungkinkan pihak swasta untuk menguasai dan mengolah lahan perkebunan yang luas. 

Sosok Legenda Taipan Terkaya Se-Asia Dari Semarang

Pada masa ini dikenal sosok bernama Oei Tiong Ham (1866 - 1924) yang kelak tercatat sebagai Raja Gula di Semarang. Saat itu peluang bisnis gula memang sangat terbuka dan kebutuhan gula pun juga tinggi di pasar Internasional.

Sebetulnya, Oei Tiong Ham adalah seorang anak dari pemilik perusahaan bernama Kian Gwan yaitu Oei Tjie Sien yang berbisnis hasil bumi seperti kopi, karet, kapuk, tapioca, gambir, serta opium.  Dengan mewarisi jiwa bisnis ayahnya ini, Oei Tiong Ham dapat mengakuisisi setidaknya lima pabrik gula yang bangkrut yaitu pabrik gula Pakis (Pati), Ponen (Jombang), Rejoagung (Madiun), Tanggulangin (Sidoarjo), dan Krebet (Malang).

Dirinya juga merintis berdirinya OTHC (Oei Tiong Ham Concern) yang menjadi salah satu perusahaan terbesar di Asia. Kantor pusatnya ada di Semarang kemudian membuka cabang di kota lain seperti Batavia dan Makassar. Banyak juga cabang di negara lain yang tersebar dari Asia hingga Eropa.

Dari bisnis inilah Oei Tiong Ham tercatat sebagai orang terkaya di antara Shanghai dan Australia (koran De Locomotief). Bahkan kekayaan dari Oei Tiong Ham masih bisa disaksikan di Kawasan Kota Lama Semarang.  Ada tiga gedung yang dulunya menjadi bekas kantor OTHC yaitu di Jalan Kepodang No. 25 (sekarang kantor PT RNI), gedung di Jalan Kepodang (sekarang Restoran Pringsewu), dan Gedung Monod Diephuis & Co.

Sejarahnya tidak hanya terbatas pada Jalur Gula saja karena sejarah-sejarah sebelumnya juga banyak mencatatkan Kawasan Kota Lama Semarang menjadi saksi sejarah dan sebagai pusat pemerintahan.

Kawasan Kota lama juga masuk ke dalam daftar sementara Warisan Dunia oleh UNESCO sehingga pemerintah setempat benar-benar serius dalam membangun kembali kejayaan dari kawasan ini. Beberapa bangunan di Kota Lama sudah direnovasi menjadi kafe, restoran, sampai galeri seni. Begitu juga dengan taman-taman yang dibuat sebagai ruang terbuka lengkap dengan lampu-lampu di bawah pohonnya.

Kawasan Kota Lama sekarang dikenal sebagai salah satu tempat wisata favorit jika berkunjung ke Semarang. Selain bangunan dan suasananya, Kota Lama juga banyak terdapat spot yang menarik untuk dikunjungi seperti Pasar Klitikan, Galeri UMKM, kafe Instagramable, dan spot lainnya. (Nico/ Kontributor)

Bagikan